Tuesday, February 10, 2015

Solusi Riset

Bagi Anda mengalami permasalahan dalam bidang Riset, Survey, dan Data Analisis, saya dari Tim www.solusiriset.com hadir membantu anda.

Berbagai metode analisis statistik dapat kami deliver dalam memecahkan masalah statistik anda, seperti Analisis Kehandalan Kuesioner, Analisis Regresi, Analisis Multivariate, Analisis Time Series, Structural Equation Modelling, dan puluhan jenis analisis statistik yang lain didukung oleh kemampuan dalam menggunakan software statistik.

Sebelum anda memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan riset, survey, dan data analisis, pastikan kami yang pertama kali anda hubungi, karena SolusiRiset senantiasa berusaha memberikan yang terbaik.

Produk layanan dari solusiriset.com adalah
  1. Field Survey
  2. In House Training
  3. Public Training
  4. Statistics Consultation
  5. Data Entry 
Silahkan kunjungi website: http://solusiriset.com/

 

Tuesday, January 13, 2015

Cara Menggunakan Select Cases di SPSS

Sudah lama banget tidak nulis di blog, karena aktivitas banyak banget..mulai dari kuliah, nagajar sampe kerja. Alhamdulillah, dari kerjaan sekarang ini banyak banget ilmu yang bisa saya peroleh. Untuk itu, saya akan coba share sedikit pengalaman saat mengalakukan cleaning data hasil survey di 14 Prov dengan total sampel 2.323 responden. (pasti repot ya kalau tidak tahu tekniknya.

Sebagai ilustrasi, saya memiliki 400 pertanyaan di kuesioner dengan jumlah sample 2.323. Sampel tersebut tersebar di 14 Prov dengan pembagian berdasarkan cluster Kabupaten, kecamatan dan kelurahan. Selanjutnya sampel di kelompokkan menjadi dua yaitu sampel treatment dan sampel kontrol. untuk sampel treatment saya beri coding 1 sedangkan kontrol saya beri coding 2. Pastinya saat kita menginput data ke SPSS akan ada 400 kolom dan 2.323 baris.

Ok, misal saya akan mencari frekuensi umur responden hanya pada kelompok sampel treatment saja pada data yang telah terinput lengkap, maka cara yang dapat dilakukan dengan menggunakan menu select cases. artinya, saya akan mengatur sebuah variabel (umur) berdasarkan persyaratan tertentu (sampel treatment). caranya sebagai berikut
1. Klik menu "Data" lalu sorot ke bawah sampai keteu "Select cases" lalu klik




2. Akan muncul kotak dialog, kemudian pilih atau centang "If condition is satisfied" lalu klik kotak 'If"


3. Akan muncul kotak dialog lagi, nah ini yang paling penting. karena saya hanya ingin mencari distribusi umur pada kelompok sampel treatment, maka pada kolom di sebelah kiri, cari variabel kelompok sampel lalu pindahkan ke kolom kosong sebelah kanan. Karena kelompok sampel treatment codingnya 1, maka pada kolom yang telah dipindahkan kelompok sampel tretament kita beri tanda "=1" Contoh :Status.Sampel=1. kemudian klik Continue dan Ok.




4. Terakhir, maka akan terlihat bahwa hanya kelompok sampel treatment saja yang akan siap di analisis.
5. Karena ingin mencari frekuensi umur responden, maka kembali ke Analyze, pilih Descriptive Statistics lalu frekuensi.

Semoga bermanfaat

THE USE OF AHP METHOD ON THE MAYOR ELECTION IN BANDAR LAMPUNG BASED ON THE CONCEPT OF POLITICAL MARKETING MIX

Berikut hasil penelitian yang saya sajikan dalam acara:
Global Advanced Research Conference on Management and Business Studies. 
"Sustainable business practices in Asian context" Bangkok, 
October 15-18, 2014

Pratikum Metode Riset Bisnis

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kami kepada Allah Swt., akhirnya buku sederhana dan praktis ini dapat terbit. Buku dengan judul Praktikum Metode Riset Bisnis ini lahir di tengah begitu besarnya minat dan kebutuhan penelitian baik di kalangan pelajar, mahasiswa, akademisi maupun para praktisi bisnis. Di dalam dunia kampus, kami melihat banyak mata kuliah yang terkait dengan riset, seperti Metode Riset Bisnis, Riset Pemasaran, SDM, Keuangan,Akuntansi, Ekonomika Sosial, Kebijakan Publik, dan lain-lain, tetapi dengan buku teks (textbook) yang kesannya “tebal dan berat”. Buku teks ini memang kaya dengan teori dan metodologi, namun begitu mahasiswa terjun dalam kegiatan penelitian banyak yang mengalami kebingungan. Bagaimana merancang kuesioner? Bagaimana melakukan survei online? Bagaimana mengolah data dengan perangkat lunak (software) statistik? Bagaimana menguji validitas dan reliabilitas alat ukur? Bagaimana menguji data penelitian? Bagaimana menerjemahkan model penelitian dalam pengolahan data statistiknya? Merupakan beberapa contoh kebingungan tersebut. Tidak saja bagi para mahasiswa, para dosen yang ingin membimbing skripsi, tesis, dan melakukan riset (individu, hibah penelitian, penulisan jurnal atau proyek riset) tidak jarang yang masih mengalami kondisi ini.

Buku ini, kami susun untuk menjawab “how to do” dalam membantu perkuliahan metode riset, baik untuk jenjang sarjana maupun pascasarjana. Sementara itu, dikalangan praktisi, kami melihat kesadaran yang cukup tinggi dalam hal riset bisnis, mereka memiliki banyak data, tetapi bingung untuk mengolahnya sehingga menjadi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bisnis. Topik seperti preferensi konsumen atas produk baru, profil pelanggan, kepuasan dan loyalitas pelanggan, segmentasi pasar, positioning produk, kualitas pelayanan/jasa, efektivitas promosi, strategi harga, distribusi, tenaga penjualan, dan lain-lain adalah beberapa contohnya. Mereka (praktisi) dituntut cepat dalam pengolahan dan penyajian informasi, sehingga membutuhkan teknologi dan teknik pengolahan data yang praktis dan sederhana. Oleh karena itu, buku ini hadir mencoba memberikan solusinya.

Guna menjawab kebutuhan tersebut, buku Praktikum Metode Riset Bisnis ini kami susun dalam 15 bab. Dimulai dengan pembahasan mengenai aplikasi riset bisnis dalam pemasaran (Bab 1), bagaimana merancang kuesioner dan melakukan survei online (Bab 2), skala pengukuran dalam riset (Bab 3), dan bagaimana menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (Bab 4). Selanjutnya akan dibahas bagaimana melakukan penentuan sampel (Bab 5). Dilanjutkan dengan analisis data, yakni bagaimana melakukan analisis statistik deskriptif (Bab 6), uji korelasi dan asosiasi (Bab 7), uji beda mean—t-test (Bab 8), dan uji asumsi klasik (Bab 9). Kemudian masuk topik analisis statistik multivariat, yakni analisis regresi linier (Bab 10), analisis faktor (Bab 11), analisis diskriminan (Bab 12), dan analisis structural equation model—SEM (Bab 13). Hemat—pendapat kami 13 bab ini cukup sebagai bahan perkuliahan selama satu semester dan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan penelitian. Namun, dalam buku ini kami memberikan “bonus” dua bab lagi, yakni analisis important-performance analysis—IPA (Bab 14) dan analisis time series (Bab 15).

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa, pengajar, peneliti, dan praktisi bisnis yang telah mendorong penulis dalam menyelesaikan buku ini. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Penerbit Salemba Empat atas dukungan dan kerja samanya yang baik selama ini. Kami menyadari edisi pertama ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan rendah hati kami menanti masukan dari rekan-rekan dan para pembaca. Selamat membaca dan mempraktikkan buku sederhana ini, semoga bermanfaat.

Rambat Lupiyoadi dan
Ridho Bramulya Ikhsan


Monday, August 27, 2012

Sharing Not Saving


Pakar ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa “Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya, dan tingkat tabungannya akan semakin bertambah. Sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.”
Jika kita perhatikan konsep yang dikemukakan oleh Keynes, memang ada betulnya jika kita memiliki pendapatan tinggi, kecenderungan kita akan mengkonsumsi barang dan jasa lebih banyak (bervariasi) dan tabungan di bank pun semakin bertambah. Namun, apakah dengan memiliki banyak tabungan di bank dan mengkonsumsi barang dan jasa yang lebih akan membawa sesuatu kebahagiaan untuk kita? Jawabannya sangat bergantung pada individu masing-masing.
Saya bukan ingin mengkritik apa yang dikatakan oleh Keynes tentang pendapatan = konsumsi + tabungan, tetapi hanya ingin mereview kembali pendapat Beliau agar memiliki satu perubahan dalam hidup. Leonard Nimoy seorang actor, penyair, fotografer dan sutradara film. Ia paling dikenal pada tokoh Mr. Spock pada film seri dan layar lebar Star Trek pernah mengatakan: “semakin kita berbagi, semakin banyak yang kita milki”. Jika kita simak pendapat Keynes dan Leonard Nimoy ada satu yang perlu kita perhatikan yaitu pada sisi Saving dan Sharing. Inilah apa yang akan saya bahas.
Banyak orang yang bilang, bekerja adalah untuk mendapatkan uang dan apabila uang sudah didapat, maka uang tersebut harus disimpan untuk masa depan melalui berbagai cara seperti deposito, asuransi dan investasi. Artinya orang bekerja untuk mendapatkan uang lalu disimpan. Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, lambat laun konsep itu mulai ditinggalkan oleh orang-orang yang berfikir kreatif, sehingga mereka berfikir bukan lagi untuk memperbanyak Saving tetapi memperbanyak Sharing. Sebagai contoh: seorang kandidat walikota X melakukan kampanye dengan janji politik yaitu apabila dirinya terpilih, maka akan memberi toko gratis kepada semua pedagang kaki lima. Tentunya dengan syarat bahwa semua pedagang kaki lima tersebut harus mengikuti training tentang tata cara menjual dan melayani pembeli. Ternyata, setelah terpilih, janjinya betul-betul ditetapi. Semua pedagang kaki lima diberikan toko sehingga pasar tampak lebih rapih. Coba kita berfikir, berapa dana yang dikeluarkan oleh walikota terpilih untuk memberikan toko gratis kepada pedagang kaki lima? Tentunya sangat besar. Apa yang diperoleh dari hasil memberi toko secara gratis kepada pedagang dengan memberikan training? Dalam waktu 1 tahun, taraf hidup mereka meningkat dan mampu menambah jumlah toko. Hal ini sangat berdampak pada kemajuan daerah tersebut, minimal jumlah pengangguran berkurang karena toko perlu pegawai, pendapatan semakin meningkat, pajak retribusi meningkat dan lain-lain. Tentunya keberhasilan ini memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan PAD.
Contoh lain, saat IBM melakukan akuisisi Diligent Technologies, sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi penyimpanan de-duplikasi. Lewat akuisisi ini, teknologi dan pegawai Diligent Technologies akan menjadi bagian dari unit bisnis IBM System Storage, IBM Systems and Technology Group. Apa yang dilakukan IBM adalah satu strategi Sharing meski harus mengeluarkan dana yang cukup besar tetapi benefitnya IBM mendapatkan teknologi dan pegawai Diligent Technologies sehingga meningkatkan kinerja IBM di setiap lini.
Dua contoh di atas memang sangat berbeda, tetapi satu tujuan yaitu ingin meningkatkan kinerja. Walikota ingin meningkatkan kinerja pemerintahan, agar kelak dapat terpilih kembali sedangkan IBM ingin meningkatkan kinerja perusahaan. Tinggal bagaimana kita menyikapi makna Sharing.
Nah, dari konsep Sharing inilah mungkin asal mulai konsep CSR (Corporate Social Responsibility) muncul yang kalo diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada kegiatan sosial. Saat ini banyak perusahaan yang menginvestasikan dananya dalam bentuk kegiatan social, meski tujuannya seringkali disalah artikan untuk pencitraan tetapi sisi baiknya adalah perusahaan lebih memikirkan masyarakat banyak. Dahulu pada era marketing 1.0, (intelektual) semakin besar promosi maka semakin besar pendapatan. Artinya, semakin perusahaan mengeluarkan banyak dana untuk kegiatan promosi, maka akan mendatangkan laba lebih besar (high budget, high profit), lalu berkembang ke konsep marketing 2.0 (emosional) yaitu promosi sedikit, pendapat tinggi (low budget, high profit), kemudian terakhir marketing 3.0 (spiritual/ human spirit) yaitu era menyentuh hati manusia. 
Disinilah kita bisa pahami makna Sharing not Saving sebagai salah satu strategi untuk melakukan perubahan. Bayangkan jika perusahaan, pemerintah, sampai individu gencar melakukan saving not sharing, apa jadinya?

Saturday, August 4, 2012

Ouput Matrik Importance Performance Analysis

melanjutkan tulisan saya mengenai cara membuat matrik IPA dengan SPSS, maka saya lampirkan output SPSS dari data yang pernah saya olah. 
Gambar di atas adalah contoh output SPSS untuk analisis Importance Performance Analysis.

Thursday, May 17, 2012

Intel Corporation Branding an Ingredient

Tulisan ini merupakan hasil analisis saya mengenai Intel Corporation-Branding An Ingredient waktu ambil kuliah Brand Marketing and Communication di Universitas Mercu Buana Jakarta.

Dosen :
Dra. Krisnati Desiana, Lic Comm

Soal
1. Jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan Brand Red Bull :
a. Breadth and Depth Awareness
b. Target Market
c. Positioning Statement and Tagline
d. Point of parity and point of difference dibandingkan isotonic Drink
2. Jelaskan “Source of Brand Equity” dari Red Bull! Menurut Anda, apakah “Source of Brand Equity” tersebut berbeda untuk setiap Negara yang dimasuki oleh Red Bull? Jelaskan jawaban Anda
3. Jelaskan Marketing Program yang dilakukan oleh Red Bull untuk membangun Brand Equity:
a. Product
b. Pricing
c. Placement
d. Promotion
4. Pada saat memasuki pasar United Kingdom (UK) di tahun 1995, strategi marketing yang dilakukan oleh Red Bull tidak berhasil seperti yang diharapkan. Analisa, mengapa strategi marketing yang dilakukan Red Bull di UK tersebut tidak berhasil ?