Monday, August 27, 2012

Sharing Not Saving


Pakar ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa “Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya, dan tingkat tabungannya akan semakin bertambah. Sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.”
Jika kita perhatikan konsep yang dikemukakan oleh Keynes, memang ada betulnya jika kita memiliki pendapatan tinggi, kecenderungan kita akan mengkonsumsi barang dan jasa lebih banyak (bervariasi) dan tabungan di bank pun semakin bertambah. Namun, apakah dengan memiliki banyak tabungan di bank dan mengkonsumsi barang dan jasa yang lebih akan membawa sesuatu kebahagiaan untuk kita? Jawabannya sangat bergantung pada individu masing-masing.
Saya bukan ingin mengkritik apa yang dikatakan oleh Keynes tentang pendapatan = konsumsi + tabungan, tetapi hanya ingin mereview kembali pendapat Beliau agar memiliki satu perubahan dalam hidup. Leonard Nimoy seorang actor, penyair, fotografer dan sutradara film. Ia paling dikenal pada tokoh Mr. Spock pada film seri dan layar lebar Star Trek pernah mengatakan: “semakin kita berbagi, semakin banyak yang kita milki”. Jika kita simak pendapat Keynes dan Leonard Nimoy ada satu yang perlu kita perhatikan yaitu pada sisi Saving dan Sharing. Inilah apa yang akan saya bahas.
Banyak orang yang bilang, bekerja adalah untuk mendapatkan uang dan apabila uang sudah didapat, maka uang tersebut harus disimpan untuk masa depan melalui berbagai cara seperti deposito, asuransi dan investasi. Artinya orang bekerja untuk mendapatkan uang lalu disimpan. Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, lambat laun konsep itu mulai ditinggalkan oleh orang-orang yang berfikir kreatif, sehingga mereka berfikir bukan lagi untuk memperbanyak Saving tetapi memperbanyak Sharing. Sebagai contoh: seorang kandidat walikota X melakukan kampanye dengan janji politik yaitu apabila dirinya terpilih, maka akan memberi toko gratis kepada semua pedagang kaki lima. Tentunya dengan syarat bahwa semua pedagang kaki lima tersebut harus mengikuti training tentang tata cara menjual dan melayani pembeli. Ternyata, setelah terpilih, janjinya betul-betul ditetapi. Semua pedagang kaki lima diberikan toko sehingga pasar tampak lebih rapih. Coba kita berfikir, berapa dana yang dikeluarkan oleh walikota terpilih untuk memberikan toko gratis kepada pedagang kaki lima? Tentunya sangat besar. Apa yang diperoleh dari hasil memberi toko secara gratis kepada pedagang dengan memberikan training? Dalam waktu 1 tahun, taraf hidup mereka meningkat dan mampu menambah jumlah toko. Hal ini sangat berdampak pada kemajuan daerah tersebut, minimal jumlah pengangguran berkurang karena toko perlu pegawai, pendapatan semakin meningkat, pajak retribusi meningkat dan lain-lain. Tentunya keberhasilan ini memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan PAD.
Contoh lain, saat IBM melakukan akuisisi Diligent Technologies, sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi penyimpanan de-duplikasi. Lewat akuisisi ini, teknologi dan pegawai Diligent Technologies akan menjadi bagian dari unit bisnis IBM System Storage, IBM Systems and Technology Group. Apa yang dilakukan IBM adalah satu strategi Sharing meski harus mengeluarkan dana yang cukup besar tetapi benefitnya IBM mendapatkan teknologi dan pegawai Diligent Technologies sehingga meningkatkan kinerja IBM di setiap lini.
Dua contoh di atas memang sangat berbeda, tetapi satu tujuan yaitu ingin meningkatkan kinerja. Walikota ingin meningkatkan kinerja pemerintahan, agar kelak dapat terpilih kembali sedangkan IBM ingin meningkatkan kinerja perusahaan. Tinggal bagaimana kita menyikapi makna Sharing.
Nah, dari konsep Sharing inilah mungkin asal mulai konsep CSR (Corporate Social Responsibility) muncul yang kalo diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada kegiatan sosial. Saat ini banyak perusahaan yang menginvestasikan dananya dalam bentuk kegiatan social, meski tujuannya seringkali disalah artikan untuk pencitraan tetapi sisi baiknya adalah perusahaan lebih memikirkan masyarakat banyak. Dahulu pada era marketing 1.0, (intelektual) semakin besar promosi maka semakin besar pendapatan. Artinya, semakin perusahaan mengeluarkan banyak dana untuk kegiatan promosi, maka akan mendatangkan laba lebih besar (high budget, high profit), lalu berkembang ke konsep marketing 2.0 (emosional) yaitu promosi sedikit, pendapat tinggi (low budget, high profit), kemudian terakhir marketing 3.0 (spiritual/ human spirit) yaitu era menyentuh hati manusia. 
Disinilah kita bisa pahami makna Sharing not Saving sebagai salah satu strategi untuk melakukan perubahan. Bayangkan jika perusahaan, pemerintah, sampai individu gencar melakukan saving not sharing, apa jadinya?

Saturday, August 4, 2012

Ouput Matrik Importance Performance Analysis

melanjutkan tulisan saya mengenai cara membuat matrik IPA dengan SPSS, maka saya lampirkan output SPSS dari data yang pernah saya olah. 
Gambar di atas adalah contoh output SPSS untuk analisis Importance Performance Analysis.

Thursday, May 17, 2012

Intel Corporation Branding an Ingredient

Tulisan ini merupakan hasil analisis saya mengenai Intel Corporation-Branding An Ingredient waktu ambil kuliah Brand Marketing and Communication di Universitas Mercu Buana Jakarta.

Dosen :
Dra. Krisnati Desiana, Lic Comm

Soal
1. Jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan Brand Red Bull :
a. Breadth and Depth Awareness
b. Target Market
c. Positioning Statement and Tagline
d. Point of parity and point of difference dibandingkan isotonic Drink
2. Jelaskan “Source of Brand Equity” dari Red Bull! Menurut Anda, apakah “Source of Brand Equity” tersebut berbeda untuk setiap Negara yang dimasuki oleh Red Bull? Jelaskan jawaban Anda
3. Jelaskan Marketing Program yang dilakukan oleh Red Bull untuk membangun Brand Equity:
a. Product
b. Pricing
c. Placement
d. Promotion
4. Pada saat memasuki pasar United Kingdom (UK) di tahun 1995, strategi marketing yang dilakukan oleh Red Bull tidak berhasil seperti yang diharapkan. Analisa, mengapa strategi marketing yang dilakukan Red Bull di UK tersebut tidak berhasil ?

STUDI KASUS : TELKOMSEL

UNIVERSITAS MERCU BUANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010
DOSEN : MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB, M.B.A, Ph.D

1. Siapakah target pasar TELKOMSEL? Bagaimana TELKOMSEL dapat menarik pembelian ulang? Analisis berdasarkan konsep attitude?
Konsep attitude memiliki 3 komponen utama yaitu: kognitif, afektif dan konatif.
Kognisi seseorang yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu.

STUDY CASE MARKETING MANAGEMENT - Samsung Electronics Company

Tulisan di bawah ini merupakan kajian studi kasus seri manajemen marketing saat saya kuliah di Program Pascasarjana Program Magister Manajemen Universitas Mercubuana Jakarta


Question for Study Case discussion:
1. What are the ingredients of SEC’s corporate turnaround strategy? What are the implications for marketing mix policies?
2. How strong is the Samsung brand? Can Samsung pass Sony and become a top ten global brand?
3. As Chief Marketing Officer, what are Kim’s role and responsibilities?
4. What does Samsung (and Kim) have to do to become one of the top ten brands in the world

POLITICAL MARKETING MIX DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

Berikut adalah kutipan hasil penelitian saya yang diterbitkan pada jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Volume 8 No 16, Desember 2010

POLITICAL MARKETING MIX DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG 
Ridho Bramulya Ikhsan
Muchsin Saggaff Shihab

ABSTRACT
The purpose of this study is to scrutinize the effect of the political marketing mix on the voters’ decision. The concept of political marketing mix i.e. product, promotion, price and place were employed in this study. Both primary and secondary data were obtained. Secondary data were obtained from various sources such as journal, and books. Primary data were obtained by using questionnaire. Target respondents were students of Lampung University (UNILA) who voted for the 2010 Mayor election at Bandarlampung. Using stratified random sampling with proportional distribution and accidental sampling techniques, a total of 100 responses were obtained. Data were examined using both descriptive and statistical analysis such as, linear regression analysis, validity and reliability tests.
Findings showed that, partially and simultaneously, political marketing mix which includes product, promotion, price and place had a significant impact on voters’ decision. Of all factors, place was found to be dominant.
 
Keywords: Political Marketing, Marketing Mix, voters’ decision

Sunday, April 22, 2012

Analisis Matrix Important Performance Analysis Dengan SPSS

Seorang kawan datang dan meminta bantuanku untuk mengolah data penelitiaanya. Dia ingin mengukur tingkat kepuasan konsumen di suatu perusahaan X atas kualitas pelayanan dengan menggunakan Matrix IPA alias Important Performance Analysis. Kata kawan, jika menggunakan Excel itu sudah biasa...tapi dia ingin menggunakan SPSS, biar nanti hasilnya lebih akurat (emmmm, padahal sama aja hasilnya jika pake excel).
Karena tidak ingin mengecewakan kawan...ya akhirnya terima tawaran itu...toh gak ada ruginya. hehehe. Aku coba utak atik program SPSS versi 17.0 dan taraaaa...akhirnya saya mengolah data sesuai keinginannya.
Mau tau caranya membuat Matrix Important Performance Analysis dengan SPSS? nih aku share buat siapa aja yang ingin menambah ilmu pengetahuan dan untuk membahas skripsi atau tesisnya.
Langkah-langkahnya
  1. Data hasil penyebaran kuesioner performace dan important di input dalam Excel.
  2. Buat rata-rata untuk setiap butir pertanyaan, baik itu di bagian performance ataupun important
  3. Setelah selesai, buat tabulasi hasil rata-rata untuk setiap indikator di bagian Important dan Performance
  4. Buka program SPSS yang kamu miliki dan copas tabulasi yang sudah kamu buat di excel di bagian data view, lalu definisikan masing-masing data yang sudah di input di bagian variabel view
  5. Klik menu Graphs, kemudian pilih legacy dialogs dan pilih Scatter. Lalu aka muncul jendela Scatter. pilih Simple Scatter lalu klik define
  6. Pindahkan Performace ke sebagai X dan Importance sebagai Y
  7. Klik OK dan SPSS akan menghasilkan output berupa gambar dengan titik-titik yang merupakan kumpulan dari data yang kita input
  8. Output yang di hasilkan oleh SPSS belum bisa di analisis sesuai harapan kita, perlu sedikit editing pada gambar output hasil SPSS yaitu membuat rata-rata untuk X dan Y
  9. Masuk ke dalam Chart Editor dengan cara mengklik dua kali gambar output dan akan muncul jendela Chart Editor.
  10. Klik Option lalu pilih X axis reference line dan set to mean. Apply.
  11. Klik Option lalu piih Y Axis reference line dan set to mean. Apply.
  12. Terakhir...munculkan angka pada titik-tik sebaran data sehingga memudahkan kita untuk menganalisisnya dengan mengklik Option lalu pilih Data Label Mode dan klik setiap titik hingga muncul angka-angka yang sesuai dengan jumlah pertanyaan dalam kuesioner.
  13. Biar lebih cantik....modifikasi gambar dengan memberi warna untuk masing-masing titik dan background gambar dengan mengklik menu Edit lalu pilih Properties (Ctr+t).
  14. Convert output ke format doc dengan cara klik menu export, pilih all visible dan browse lokasi tempat menyimpan file hasil convert.
Ok...sekarang Matrik Important Performance Analysis sudah siap untuk di analisis.

Saturday, April 21, 2012

Cara Merubah Data Horizontal menjadi Vertikal dengan Excel

I'm coming...
Ini adalah kejadian nyata saat kawan salah entry data di excel, yang seharusnya vertikal...di entry horizontal. Waduh..mana data yang di entry jumlahnya ratusan. Mau ketik ulang...repot amat ya? kalo sedikit sih enak...lah ini ratusan data.

ada trik untuk mengatasi masalah di atas saat ingin merubah data horizontal menjadi vertikal di Microsoft Excel 2007. Mau tau caranya? Ok...ikuti langkah berikut:
  1. Blok seluruh data horizontal lalu copy (Ctr+C)
  2. Letakkan kursur di tempat yang kosong lalu Klik icon paste (tapi jangan gambarnya) lalu pilih Transpose.
Simsalabim....data sudah berubah dari horizontal menjadi vertikal dan kawan saya tidak perlu mengetik ulang lagi datanya. mudahkan?